Cerita Felyta – Hindari pola asuh ini agar anak tak alami luka inner child. Memang sejatinya tidak ada orang tua yang sempurna, begitupun dengan pola asuh orang tua.
Orang tua selalu melewati fase belajar, khawatir, melakukan kesalahan, introspeksi diri, perbaikan dan berusaha menggunakan pola asuh orang tua yang baik.
Pada postingan saya sebelumnya, mengisahkan tentang jenis-jenis parenting serta prinsip dasar pola pengasuhan positif yang bisa diterapkan pada anak. Tidak ada salahnya pula kali ini kita mengenal sedikit hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan agar tidak timbul trauma inner child.
5 Hal Yang Harus Dihindari Dalam Pola Asuh Anak
Inner Child adalah salah satu faktor pembentuk kepribadian seseorang yang berasal dari pengalaman di masa kecil. Pengalaman masa kecil yang positif dapat memberi energi positif, sebaliknya pengalaman buruk di masa kecil bisa menimbulkan luka batin yang terbawa hingga dewasa.
Inner child berada di alam bawah sadar seseorang, sehingga terkadang tidak disadari keberadaanya. Trauma inner child dapat berdampak buruk pada kehidupan anak ketika mereka mulai beranjak dewasa dan mulai menjalin hubungan sosial.
Oleh karena itu, peran pola asuh yang baik dari orang tua sangat penting untuk perkembangan kepribadian sang anak agar tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara fisik dan mental.
Dilansir dari Brightside, inilah 5 hal yang harus dihindari dalam pola asuh anak agar tidak menimbulkan luka inner child.
Baca Juga : Parenting Adalah Pola Asuh Pada Anak, Pelajari Prinsipnya Disini!
1. Menghukum Anak Di Keramaian
Ada baiknya orang tua untuk tidak memberi hukuman pada anak saat kondisi ramai atau di depan orang lain. Hal ini bisa mengakibatkan anak merasa dipermalukan dan mengalami penurunan rasa percaya diri.
Apabila anak melakukan kesalahan, tantrum dan lain-lain, kita bisa mencoba mengingatkan atau memberi nasihat secara 4 mata saja. Ajaklah anak ke ruangan yang kosong. Kemudian berilah nasihat secara langsung, atau bisa juga kamu biarkan dia sendiri sejenak untuk menenangkan diri.
Pasalnya, bila orang tua lepas kendali dan langsung menghardik anak saat itu juga, ini bisa menjadi momen yang tak terlupakan dan membekas pada anak.
2. Perilaku Agresif
Saat seseorang agresif dalam menghadapi masalah, bisa jadi ada yang salah dalam pola asuh orang tua saat dia kecil. Pernah berpikir demikian? Ternyata bisa saja demikian.
Apabila kita menginginkan anak tidak agresif dan mampu mengontrol emosinya saat dewasa, maka peran kita saat ini sebagai orang tua turut berperan. Ketika kita mampu tenang saat menghadapi masalah, anak akan melihat kita dan merekamnya di alam bawah sadarnya.
Saat mereka dewasa, mereka pun akan dengan sendirinya jauh dari perilaku agresif dan bersikap tenang dalam menemukan solusi akan permasalahan dalam kehidupannya.
3. Permisif atau Overprotektif
Pola asuh permisif adalah orang tua terlampau memanjakan anak dan membiarkan sang anak melakukan dan menerima apa yang diinginkannya. Ini menimbulkan sikap egois dan suka-suka pada anak.
Sementara pola asuh overprotektif berarti orang tua terlalu kaku mengatur sang anak sehingga tidak adanya kebebasan yang terpantau pada anak.
Dua hal ini bila diterapkan bisa menyebabkan sang anak ketika dewasa sulit keluar dalam zona nyaman dan takut mencoba peluang baru. Mereka akan kesulitan beradaptasi dengan hal-hal baru.
4. Meremehkan Anak
Seringkali orang tua tidak bisa mengungkapkan rasa bangga pada anak yang cenderung mengarah pada meremehkan sang anak. Pernahkah kita ketika sang anak bercerita mereka ingin mencoba hal ini, kemudian kita menjawab mana mungkin kamu bisa.
Nah, hal ini adalah bagian dari tidak mempercayai kemampuannya sehingga mereka merasa diremehkan. Ketika dewasa anak bisa mengalami perasaan cemas dan takut yang berlebihan.
5. Kurang Perhatian Secara Emosional
Apakah ayah bunda terlampau sibuk dengan pekerjaan dan tugas keseharian sehingga jarang bermain dan menghadirkan kontak fisik pada anak? Dalam artian ketika mereka bermain, kita hanya menemani tapi tidak ikut bermain bersama tapi tetap sibuk dengan kegiatan kita sendiri.
Ada kalanya anak mampu bermain sendiri dan mandiri, tapi ada kalanya pula mereka merasa kesepian dan ingin perhatian kita. Sebaiknya orang tua meluangkan waktu untuk berinteraksi langsung dengan sang anak.
Ketika dewasa kelak, anak yang seringkali memang bisa tumbuh mandiri tapi sebaliknya bisa pula mengisolasi diri dan lebih senang dengan kesendirian.
Ayah bunda belum terlambat bagi kita untuk memperbaiki psikologi orang tua yang ada pada setiap kita. Kita bisa menjadi orang tua yang lebih baik kedepannya.
Nah itulah 5 hal yang sebaiknya dihindari dalam pola asuh anak agar anak tidak mengalami luka inner child. Semoga Menginspirasi!