Belakangan ini banyak kontent yang dibuat berdasarkan point view anak yang pola asuh orang tuanya adalah strict atau otoriter. Kebanyakan dari mereka bercerita betapa sulitnya memperoleh izin dari orang tua untuk melakukan hal yang mereka inginkan.
Apa itu strict parents ?
Dilansir dari Parenting For Brain, strict parents adalah sebutan bagi orang tua dengan gaya asuh yang ketat. Orang tua cenderung memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap anak. Ada semacam standar dan tuntutan yang harus dicapai oleh sang anak yang telah dibuat oleh orang tua tersebut.
Pola asuh strict parents ini sekilas terlihat untuk menjadikan anak patuh dan disiplin. Tapi pada kenyataanya hal ini sebagian besar malah berdampak negatif bagi anak.
Apakah kamu termasuk strict parents ? Untuk lebih jelasnya, sebaiknya kita uraikan terlebih dahulu ciri-ciri orang tua yang terlampau strict kepada anak.
Table of Contents
Ciri – Ciri Strict Parents
1. Terlalu Banyak Tuntutan, Tapi Tidak Responsif
Orang tua cenderung bersikap otoriter dalam hal menetapkan aturan. Tanpa penjelasan yang jelas maksud dan tujuan aturan itu, orang tua hanya menuntut anak untuk paham dan patuh dengan sendirinya.
Terkadang bahkan peraturan tersebut dibuat hampir di setiap aspek kehidupan anak, tidak adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak mengakibatkan anak jadi merasa terkekang dan tidak merasa bebas mengungkapkan pendapat mereka.
2. Acuh Kepada Anak
Kurangnya kasih sayang yang diberikan kepada anak secara langsung. Orang tua cenderung bersikap dingin dan kasar. Mereka lebih sering mengomel dan berteriak kepada anaknya bila mereka tidak melakukan hal sesuai keinginan.
Anak-anak lebih sering diacuhkan, sangat minim sekali pujian dan ungkapan kebanggan orang tua terhadap anaknya.
3. Menghukum Berlebihan
Tak jarang orang tua tanpa ragu memberikan hukuman terhadap anak. Bahkan ada yang sampai menggunakan hukuman fisik bila terjadi pelanggaran terhadap aturan yang sudah dibuat.
Alih-alih mendengarkan terlebih dahulu kenapa anak sampai melanggar aturan, strict parent cenderung mengutamakan pendisiplinan terlebih dahulu dengan sistem punishment.
4. Tidak Mengizinkan Anak Memilih
Tidak ada ruang bagi anak untuk menyatakan pendapat. Anak kesulitan untuk memberikan pilihan akan hal yang mereka inginkan.
Orang tua tidak mempertimbangkan masukan dari anak dalam menetapkan peraturan. Apa yang strict parents tau hanyalah peraturan dijalankan dengan displin tanpa dilanggar.
5. Kurang Kepercayaan Terhadap Anak
Orang tua dengan gaya pengasuhan ini, tidak ingin membiarkan anak sampai melakukan kesalahan. Mereka merasa yang paling mengetahui hal yang baik, sehingga anak tidak diizinkan untuk mencoba membuat keputusan sendiri.
Doing and learning tidak diterapkan kepada anak. Anak tidak diizinkan merasakan sendiri konsekuensi dari keputusannya, sehingga bisa belajar dari kesalahaan. Dari sana anak jadi memiliki ruang untuk bertumbuh. Sayangnya hal ini jarang sekali diterapkan oleh strict parents.
6. Tidak Ada Waktu Senggang Bagi Anak
Tugas diberikan silih berganti. Anak jarang diizinkan untuk beristirahat sejenak. Bahkan untuk bersenda gurau dengan anak pun orang tua jarang meluangkan waktunya.
Hal ini membuat anak merasa kesulitan dan kesepian karena orang tua pun tidak membantu anak menyelesaikan tugasnya.
Baca Juga : Oreo 110th Birthday Celebation, Momen Seru Ibu dan Aisyah
Dampak Pada Anak Dengan Pola Asuh Strict Parents
Pola asuh orang tua dalam mendidik anak akan mempengaruhi tumbuh kembang, kepribadian dan cara anak memandang dunia. Tak terkecuali dalam kehidupan sosial serta akademik sang anak.
Pada umumnya semua orang tua sayang kepada anaknya. Akan tetapi pola asuh yang dipilih bisa menjadi boomerang bagi orang tua itu sendiri.
Begitu pula tidak ada anak yang tidak ingin memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Mereka pasti ingin membahagiakan keluarga terutama orang tua yang telah membesarkan mereka.
Ada beberapa dampak yang bisa terjadi pada anak bila strict parents terus menggunakan pola asuh ini hingga anak dewasa. Diantaranya yaitu :
- Anak menjadi mudah memberontak
- Anak menjadi mudah depresi
- Anak menjadi tidak dekat dengan orang tuanya
- Anak menjadi tertutup dan gampang berbohong
- Anak menjadi kurang percaya diri
- Anak menjadi agresif terhadap orang lain
- Anak menjadi anti sosial
- Anak menjadi tidak bahagia
Bagaimana, sudah mendapatkan insight dari artikel kali ini ? Sudah melihat apakah pola asuhmu jauh dari strict parents atau malah mulai mendekatinya ?
Selama mempelajari tema kali ini dan menuliskannya di postingan ini, saya pun mendapatkan pencerahaan. Saat ini saya masih memiliki anak balita yang pola asuh saya terapkan masih dalam mode “dimanja” dan belum terlalu menerapkan kedisiplinan.
Waktu itu pernah saat Aisyah saya minta untuk clean up mainannya sendiri, dia masih menolak dan malah mengatakan ” Ibu kan Superhero, ibu nggak capek kok kalau bantu beresin mainan Aisyah”. Yaa aisyah masih belum disiplin untuk membereskan mainannya setelah selesai bermain.
Pola asuh strict parents kemungkinan besar akan muncul setelah anak mulai masuk sekolah dan mengenal lingkungan sosial. Orang tua akan mulai berhati-hati dan berpikir bagaimana agar anak terlihat baik di hadapan umum.
Next saya akan membahas dari sisi psikologi orang tua dan mengapa pola asuh ini bisa terjadi di kalangan orang tua. Jadi tetap setia membaca tulisan saya ya. Semoga Menginspirasi!