Strict parents terjadi bisa karena berbagai hal, bisa jadi hal ini demi kebaikan. Akan tetapi kebanyakan karena ego orang tua itu sendiri. Pola asuh ini bisa membuat mereka menjadi toxic parents yang mana bisa melukai psikologis sang anak. Hal ini jelaslah sebuah kekeliruan.
Sebelumnya kita telah membahas apa itu strict parents dan juga ciri-cirinya. Hal ini membuat kita menjadi bertanya-tanya mengapa ada orang tua yang memilih pola asuh ini.
Orang tua menjadi otoriter dikarenakan mereka takut menjadi incompetent parents. Mereka hanya peduli dengan perasaan cemas akan pandangan sosial dibanding perkembangan anaknya.
Perasaan sentimental mereka biasanya juga terkontaminasi dengan pikiran-pikiran seperti :
- ” Saya ingin anak saya memandang saya sebagai orang tua, bukan seorang teman “
- ” Saya tidak ingin anak-anak saya merendahkan martabat saya sebagai orang tua “
- ” Saya tidak ingin anak saya menjadi anak yang tidak penurut ”
- dan sebagainya.
Lalu sebenarnya apa yang mendasari seseorang menjadi Strict Parents ? Simak sampai selesai ya.
5 Alasan Seseorang Menjadi Strict Parent
1. Pengalaman Di Masa Lalu
Mereka pernah merasakan hal yang sama. Yaa, pola asuh yang pernah mereka terima dahulu adalah pola otoriter. Hal ini yang menjadikan mereka strict parents tanpa mereka sadari.
Mereka merasa bila melakukan pola asuh yang sama maka mereka juga akan bisa membentuk karakter yang sama kepada anak. Karakter yang patuh dan disiplin yang mereka anggap akan membuat anak menjadi lebih baik.
2. Perasaan Cemas Yang Berlebihan
Sebenarnya strict parents memiliki rasa khawatir yang besar terhadap anaknya. Mereka khawatir akan keselamatan anaknya bila berada di luar, khawatir terpengaruh lingkungan yang tidak baik dan banyak hal lainnya.
Sayangnya perasaan ini muncul cenderung dikarenakan kurangnya kepercayaan yang diberikan kepada anak itu sendiri. Sehingga terbentuklah sikap orang tua selalu benar dan anak hanya harus patuh atas peraturan yang sudah dibuat.
3. Kepribadian Yang Kurang Menyenangkan
Kepribadian yang telah melekat di diri sang orang tua yaitu kurang bisa berempati dan cenderung berpikiran negatif. Orang tua memang telah terbentuk karakter yang mana sulit untuk membangun kedekatan dengan orang lain. Kedepannya malah merekapun sulit dekat dengan buah hatinya sendiri.
4. Emosi Tidak Stabil
Neurotisme adalah suatu dimensi kepribadian yang menyangkut pada kestabilan emosi seseorang. Neurotisme ini ditandai dengan kecemasan, perasaan ragu, pikiran negatif yang membelenggu hingga depresi.
Seseorang yang memiliki tingkat neurotisme yang tinggi bisa menjadi salah satu dasar timbulnya pola asuh strict pada dirinya.
5. Merasa Sebagai Penguasa
Salah satu dasar kenapa seseorang menjadi strict parents adalah mereka merasa yang paling tahu akan semua hal. Mereka memiliki mindset bahwa mereka menguasai sepenuhnya akan sang anak.
Mereka beranggapan mereka telah memiliki pengalaman akan kehidupan ini sehingga sudah selayaknya anak hanya perlu patuh tanpa perlu memberi masukan.
Bagaimana Cara Anak Menghadapi Strict Parents ?
Apabila kamu adalah salah satu anak yang memiliki strict parents, yang perlu kamu lakukan pertama adalah menerima kondisi tersebut. Lalu berikanlah ruang kepada dirimu sendiri untuk melakukan self healing.
Barangkali kamu merasa kelelahan di dalam rumah dengan segala tuntutan yang ada. Akan tetapi tetaplah mengisi energimu dengan hal-hal positif yang mampu memperbaiki mentalmu.
Percayalah, meski strict parents adalah sosok yang keras tapi mereka tetaplah sayang dan menginginkan yang terbaik untukmu. Cobalah mendekati mereka dengan perlahan, lakukan diskusi positif yang dimulai dari dirimu. Pahamilah mengapa orang tuamu bisa menjadi strict dan cobalah untuk menghindari perdebatan yang bisa menguras energimu.
Kamu bisa me-charge energimu dengan melakukan hobi yang kamu sukai seperti membaca, menulis dan lain-lain. Kamu bisa setia membaca artikel di blog ini yang selalu menyajikan informasi seputar mental health loh.
Begitu pula kepada para orang tua ya, semoga kita selalu bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita. Semoga Menginspirasi!
Jastitah
Kadang takut juga sih nantinya malah jadi strict parent, yang selalu was was kepada anak atas apapun. Punya beberapa murid les yang sering cerita kalau orang tuanya ga bolehin ini itu, main sama teman setelah pulang sekolah ga boleh, bahkan kalo pun dibolehin selalu di telfonin, dan lainnya. Detelah baca ini, iya sih bisa jadi juga karena orang tua memiliki pengalaman di masa lalunya, sehingga jadi nerapin itu ke anaknya. Thanks yaa mba sudah sharing! Salam kenal 🙂
Felyta
Iya sama-sama mbak, makasih sudah mampir =)
Raysa Lestianti
Mungkin kalau sekarang istilahnya positif disiplin ya, tidak mengekang tapi juga disiplin ke anak. Terima kasih sharingnya bun!