
Self Acceptance, Cara Afirmasi Penerimaan dan Penghargaan Diri
Self Acceptance, Cara Afirmasi Penerimaan Diri dan Penghargaan Diri – Aku teringat kala itu, dimasa aku masih di bangku sekolah. Ketika teman-teman semasa sekolah sibuk bermain, aku memilih untuk belajar.
Sepulang sekolah aku memilih untuk mengikuti les tambahan bahasa inggris dan bahasa jepang. Bukan karena aku yakin kegiatan ini akan berguna untuk masa depanku, tapi lebih kepada ingin melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat.
Saat kuliah, di masa peralihan masa remaja dan dewasa, aku memilih untuk tak ikut hang out di kafe, melainkan memilih duduk sendiri di perpustakaan.
Bahkan di zaman media sosial menjadi spotlight dunia, dengan dunia content videonya, aku memilih untuk menulis saja.
Ada di suatu masa aku bertanya-tanya, sudah benarkah pilihan untuk menjadi diriku yang sekarang? Ataukah aku seharusnya mengikuti alur dunia?
Namun di kala aku terombang-ambing dengan perasaan ragu akan jati diriku, aku mendengar kalimat bijak yang cukup menggetarkan hatiku.
“ Bila kamu seorang introvert, maka tak perlu bersedih karena hal itu. Yang perlu kamu lakukan adalah cukup dengan menerima kepribadianmu itu. Kemudian lakukan hal yang kamu bisa untuk bermanfaat bagi sekelilingmu, tanpa harus berubah menjadi pribadi lain”
Dengan demikian ini berarti tak ada yang salah dengan menjadi “ Aku “.
- Aku yang lebih suka berada di pojokan ruangan kantor dibanding berkumpul dan bergosip ketika jam istirahat.
- Aku yang lebih suka berada di dalam rumah dibanding ikut perkumpulan ibu-ibu perumahan.
- Aku yang lebih suka membaca dibanding scroll reel instagram.
- Aku yang lebih suka bekerja di belakang layar, tanpa terlalu mengharapkan apresiasi atasan.
- Aku yang lebih suka menjadi biasa-biasa saja di saat kebanyakan orang berlomba-lomba menjadi luar biasa.
- Dan aku lainnya yang tak bisa disebutkan satu per satu.
Di dunia online dimana akses mendapatkan informasi terbuka luas, kita akan menemukan banyak sekali artikel ataupun e-book yang mengarahkan kita kepada ilmu pengembangan diri.
Kita dituntut untuk berubah dan mengembangkan diri dengan harapan menjadi lebih baik sebagai bekal meraih cita-cita yang kita inginkan.
Ini bukanlah hal yang salah. Hanya saja sebelum kita mengambil langkah tersebut ada baiknya untuk melakukan fase penerimaan diri (self acceptance).
Tantangan Dalam Self Acceptance
Self acceptance adalah menerima diri tanpa syarat baik itu kelebihan maupun kekurangan yang kita miliki tanpa menghakimi.
Namun self acceptance itu sendiri bukan hanya sekedar kata-kata. Di kala kita ingin menjalankan konsep ini seringkali bisa menjadi tantangan tersendiri.
1. Merangkul Keunikan
Setiap kita itu unik. Namun adakalanya kita merasa kesulitan untuk menerima bahwa kita berbeda dengan orang kebanyakan. Apalagi di zaman dimana kita harus menyesuaikan sikap sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
Bila kita menghargai keunikan diri dan meyakini itu adalah salah satu sumber kekuatan kita, maka kita akan bisa merasakan energi yang luar biasa di dalam diri.
“Wanting to be someone else is a waste of the person you are.” — Marilyn Monroe
2. Menerima Ketidaksempurnaan
Jika kita mampu melepaskan obsesi akan kesempurnaan diri, kita akan merasakan kelegaan yang luar biasa.
Sadar tidak ada yang sempurna di dunia ini, bahwa kita bisa membuat kesalahan dan itu bukanlah aib.
“Lighten up on yourself. No one is perfect. Gently accept your humanness.”―Deborah Day
3. Memaafkan Diri Sendiri
Kesalahan adalah hal manusiawi. Jauhkan diri dari bayang-bayang kesalahan di masa lalu dan tak perlu menyesalinya.
Kita hanya perlu memaafkan diri sendiri dan menerima keadaan yang telah terjadi. Selanjutnya bertanggung jawab dan berusaha mengambil pelajaran dari kesalahan tersebut.
“Choose, every day, to forgive yourself. You are human, flawed, and most of all worthy of love.” — Alison Malee
4. Mengabaikan Kritik Diri dan Melewati Trauma
Abaikan suara negatif di dalam diri yang membuat ragu akan kemampuan diri. Kita harus yakin bahwa kita patut untuk menerima kasih sayang dan penghargaan dari diri sendiri.
Hindari menghakimi diri terlalu keras dan berikan ruang bagi diri untuk berkembang. Kemudian perlahan lewati traumamu.
“Remember, you have been criticizing yourself for years, and it hasn’t worked. Try approving of yourself and see what happens.” — Louise L. Hay
5. Identifikasi Kekuatan dan Fokus Pada Hal Baik
Mulailah untuk mengidentifkasi kekuatan yang kita miliki untuk dikembangkan, sedangkan kekurangan untuk diperbaiki.
Kemudian cukup fokus pada hal baik saja, tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain.
“As I began to love myself, I stopped craving for a different life, and I could see that everything that surrounded me was inviting me to grow.” — Charlie Chaplin
6. Praktik Self Love
Aku terlalu sering mendahulukan kepentingan orang lain dibanding kepentingan diri sendiri. Sudah terlalu sering aku kurang memberi penghargaan pada diri ini.
Praktik Self Love bukanlah menjadikan diri lebih egois, namun memahami nilai diri dan memperlakukan diri sendiri dengan penuh kasih.
“When you say ‘yes’ to others, make sure you are not saying ‘no’ to yourself.” — Paulo Coelho
Aku akan mulai melakukan penerimaan diri dan mengapresiasi diriku sendiri dengan lebih baik sejak saat ini.
For the English version of this article, you can click here.

