Menata Pikiran Lewat Tulisan – Memulai Menulis Sebagai Healing
Penelitian menunjukkan bahwa pria rata-rata berbicara sekitar 11.950 kata sehari, sedangkan wanita sekitar 13.349 kata. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa pria berbicara 7.000 kata per hari, dan wanita berbicara 20.000 kata per hari.
Bagaimana dengan kaum introvert atau mereka yang lebih memilih untuk diam tanpa komentar? Aku rasa mereka mungkin memiliki jumlah kata yang mendekati hasil penelitian tersebut, akan tetapi mereka berkata-kata dalam pikiran mereka saja.
Karena demikianlah aku..
Aku pernah menonton sebuah dorama dimana Female Lead nya terlihat tenang tak banyak berbicara. Dikala terjadi kondisi adu argument di kantornya, dia memilih untuk tidak ikut campur.
Ketika melihat orang lain melakukan kesalahan, orang sekitar ikut berkomentar. Namun dia hanya diam saja, seperti orang baik tanpa celah. Sayangnya ternyata dia mengumpat di dalam kepalanya.
Lama kelamaan dia pun kelelahan memendam semuanya. Berpura-pura baik, dan menyimpan uneg-uneg ketidaksukaannya atas sikap rekan kerjanya, orang terdekat dan keluarganya.
Dia meledak dan akhirnya menunjukan yang dibahasakan orang yang tak menyangka, bahwa inilah “sifat aslinya”.
Pernahkah kamu mengalami scenario demikian dalam hidupmu?
Aku adalah si Female Lead dengan segala kerumitan pemikiran yang tak tersampaikan. Aku tak ingin mengungkapkan karena takut setiap pendapat yang aku lontarkan akan menoreh luka bagi orang lain.
Aku memilih menghindar karena tak suka berseteru. Pura-pura tidak tahu perihal yang terjadi untuk mencari kedamaian.
Padahal nyatanya aku hanya tak ingin melukai diri sendiri.
Aku tahu bila terus begini suatu saat aku akan meledak.
Apakah kamu mengalami hal yang sama? Bagaimana bila kita mencoba cara ini?
Memulai menulis sebagai healing.
Awal dari belajar berkata yang tak tersampaikan langsung karena lebih biasa diam.Tapi ingin mencari media yang bisa membantu melepas beban hati yang berkecamuk.
Mari kita mulai untuk menulis journal..
Pengertian Journaling
Journaling adalah kegiatan menuangkan ide,pikiran, emosi atau perasaan yang berkaitan dengan peristiwa hidup seseorang.
Cara memulai journaling yaitu dengan mengubah rasa itu menjadi rangkaian kata yang tertulis baik di buku ataupun media elektronik.
“All the noise in my brain. I clamp it to the page so it will be still.”
— Barbara Kingsolver
Manfaat Journaling Bagi Kesehatan Mental
1. Mengekspresikan Perasaan
Terapi journaling adalah kegiatan yang bukan hanya menata pikiran lewat tulisan, tapi mampu menjadi alat untuk mengekspresikan perasaan. Ketika aku takut mengekspresikan rasaku kepada kerabat, maka buku journalku siap menampungnya.
Ini bisa menjadi bagian dari mengksplorasi pikiran, hati dan jiwaku. Aku bisa mengetahui rasaku sekalipun itu dari sisi gelap diriku sendiri.
Setelah melihat semua hal yang kusampaikan lewat journal ini, aku bisa menyadari sisi lain yang tak kusadari. Itu bisa jadi kelemahan yang layak untuk diperbaiki, maupun kelebihan yang memberikanku kekuatan untuk mencintai diriku sendiri.
2. Mengendalikan Emosi dan Pikiran
Ketika emosiku tak stabil dan pikiran berlebihanku muncul, biasanya mempengaruhi imunitas tubuhku. Aku menjadi kelelahan dan tak bergairah menjalani hidup.
Saat aku menuliskan kata per kata yang tak terucap, aku bisa membebaskan emosi dan pikiranku yang berlebihan.
Aku jadi bisa menemukan jalan keluar akan hal yang sedang aku khawatirkan. Hal ini dikarenakan aku telah berhasil mengelola emosi dan pikiran yang sedang aku rasakan.
Journaling bisa menjadi jalan bagiku untuk mengalirkan energi negative tersebut hingga perlahan menghilang.
3. Mengurangi Stress dan Cemas Berlebihan
Tak bisa dipungkiri saat pikiran sedang kalut seperti benang kusut, tingkat kecemasan dan stress akan meningkat.
Pada kondisi demikian produktivitaspun akan menurun. Dengan melakukan journaling rasa cemas dan stress yang tak perlu bisa dikurangi.
Aku bisa membebaskan diriku dari rasa cemas berlebih. Perasaan bahagia bisa menguasai diriku sehingga aku bisa kembali mewujudkan hal baik yang ingin aku wujudkan.
4. Mengenal Diri Sendiri
Aku yang merasa tak memiliki kemampuan apa-apa menjadi merasa lebih baik ketika menulis. Aku ternyata seperti manusia biasanya. Aku tidak berbeda.
Aku saat menulis sungguh berbeda ketika aku sedang menyendiri diam. Aku merasa seperti mereka yang ekstrovert sewaktu mengungkapkan semua pikiran mereka dalam bahasa.
Aku bisa mengeksplore apa yang menjadi kesukaanku, hal-hal yang aku minati, impian dan cita-cita atau bahkan hal yang tak kusukai.
“A journal can offer you a place to be someone, anyone, who you want to be.”
— Brian Ledger
Entah itu beberapa kata, beberapa kalimat ataupun beberapa halaman.
Menulis menjadi media meditasi bagiku.
English version of this article, click here


